Aglaonema disukai banyak kalangan karena sosok dan warnanya. Beberapa varietas sangat digemari karena daunnya yang bulat lonjong dengan tangkai pendek sehingga tampil kompak. Dari beberapa aglaonema, ada yang tumbuh cepat da nada pula yang relatif lambat.
Pada dasarnya aglaonema memiliki sifat mudah beradaptasi.
Dalam pemeliharaannya, tanaman ini tidak rewel asal dirawat dengan baik. Yang
penting kebutuhan cahaya, kelembapan, suhu, dan lingkungan yang mendukung
pertumbuhannya. Dengan perawatan yang baik, aglaonema pun tumbuh sehat. Meski
begitu, bagi hobis yang tertarik ingin mengoleksi agloenema sebaiknya memahami sifat dan karakter masing-masing.
Pada habitat aslinya, aglaonema dijumpai di hutan-hutan
daratan rendah dengan ketinggian 0-600m dpl. Namun, ketinggian 300-400 m dpl
cukup ideal untuk aglaonema tumbuh bagus dengan sosok tegap, daun cukup tebal,
warna dan corak tampak secara nyata pada daunnya. Tanaman ini tumbuh subur di
tempat-tempat dengan pencahayaan terbatas, seperti dibawah naungan pohon-pohon
besar. Aglaonema termasuk mudah tumbuh dan tidak banyak persyaratan untuk
hidupnya. Yang terpenting adalah faktor cahaya, suhu, kelembapan, dan sirkulasi
udara.
1. Sinar matahari
Aglaonema membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk proses
fotositesis. Sebetulnya tanaman ini dapat hidup didaratan sedang. Namun,
beberapa jenis lebih menyenangi lokasi teduh dengan pencahayaan terbatas,
kira-kira 10-30% sehingga dibutuhkan paranet sekitar 70-85%. Makanya tanaman
hias aglaonema cocok dipakai sebagai tanaman indoor plant yang cukup
lama (1-2 Minggu) oleh karena itu tanaman aglaonema popular sabagai indoor
plant.
Sinar matarhari yang terlalu kuat akan mengakibatkan daun
pucat, bahkan terjadi nekrosis (titik-titik daun berwarna cokelat seperti
terbakar). Indikasinya dapat dilihat dari posisi daun, bila tegak (45O)
dipastikan jumlah cahaya berlebihan. Idealnya, posisi daun 45-90O
2. Suhu
Aglaonema akan tumbuh baik apabila lokasi memiliki suhu
optimal tetap diperlukan. Suhu siang hari sebaiknya dipertahankan 28-30OC
dan 20-22OC pada malam hari. Pada daratan rendah (< 300 m dpl)
pertumbuhan tanaman lebih cepet lantaran suhu lebih hangat dan sinar matahari
lebih lama sehingga proses fotosintesis lama. Pertumbuhan satu daun butuh waktu
sekitar 20-25 hari. Sedangkan didaratan sedang
(>400m dpl) pertumbuhan tanaman lambat. Tumbuhnya satu daun baru
butuh waktu lebih lama.
3. Kelembapan
Kelembapan yang diinginkan aglaonema sekitar 50-60% pada
siang hari (pukul 12.00 – 15.00) didaratan rendah dan bila angin bertiup dengan
kelembapan udara turun dibawah 50% dapat berpengaruh pada aglaonema mudah layu
dan pada akhrinya mati. Oleh karena itu, tanaman sebaiknya diletakan di lokasi
tanpa langsung terkena sinar matahari.
Untuk mengakali agar kondisi cahaya kurang, tanaman diletakkan diteras
rumah atau lokasi penanaman yang dilengkapi shading net 70%. Cara lain,
memasang mis spaying atau pengkabutan dengan air untuk membasahi daun daun
aglaonema, tetapi tidak sampai membasahi media. Maksudnya tanaman tidak layu
karena penguapan terlalu berlebihan.
4. Sirkulasi Udara
Aglaonema butuh lokasi bersirkulasi udara yang baik. Menurut
pengalaman hobiis sirkulasi udara yang buruk berdampak pada kondisi tanaman.
Misalnya tembok terlalu tinggi bisa
menghalagi udara masuk ke area pertamanan. Bila kelembapan udara 60% pada musim
hujan dan sirkulasi udara buruk, maka penyakit yang muncul adalah cendawan yang
menyerang mulai dari daun, batang hingga akarnya. Meskipun sinar matahari cukup
tapi sirkulasi udara jelek, maka pupuk dan zat hara dimedia tidak dapat diserap
secara optimal. Dampaknya pertumbuhan lambat dan tanaman tampak kurang subur
Comments
Post a Comment