Ikan lele merupakan jenis ikan yang di gemari oleh kebanyakan
orang di Indonesia, sehingga banyak sekali permintaan ikan lele yang belum
diserap sepenuhnya oleh pasar, padahal budidaya ternak lele terbilang cukup
mudah karena ikan lele merupakan ikan yang mudah beradaptasi dengan lingkukan
baik daratan tinggi maupun daratan rendah. Ikan lele juga mampu bertahan hidup
di volume air yang cukup terbatas sehingga ketika musim kemarau ikan lele masih
bisa dapat hidup dengan sehat.
Nampun kebanyakan penbudidaya dalam
praktiknya masih mengunakan sistem
insentif yang akan menyebabkan kandungan bahan organik di media budidaya
semakin tinggi. Kebutuhan air untuk pengantinya menjadi semakin besar pula.
Sistem bioflok merupakan salah satu sistem yang dikembangkan dan berasal dari
adaptasi serta modifikasi teknologi pengolahan limbah sumur aktif domestic dengan pemanfaatan mikroorganisme.
Bioflok berasal dari kata ‘bios’ artinya
kehidupan ‘floc’ artinya gumpalan. Jadi bioflok adalah kumpulan berbagai
mikroorganime seperti alga, protozoa, jamur dan lainya. Prinsip dari budidaya
ikan mengunakan sistem bioflok adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan
menjaga komunitas mikroorganisme atau bakteri yang menuguntungkan dalam media
budidaya.
Mengapa
memakai sistem bioflok?
Peranan pengunaaan sistem bioflok sagat
penting dalam proses budidaya perikanan dengan berbagai kelebihan yang
dimilikinya antara lain sebagai berikut:
1. Pengurai bahan organik
Komunitas bakteri pembentuk flok dapat
mengurai bahan-bahan organik seperti sisa pakan menjadi bahan mineral anorganik
yang dibutuhkan oleh fitoplanton dan zooplankton.
2. bisa menjadi pakan tambahan bagi ikan
Bioflok yang merupakan kumpulan dari
berbagai mikroorganisme memiliki kandungan nutrisi terutama protein yang cukup
memadahi yang bermanfaat bagi pertumbuhan ikan, meningkatkan produktivitas dan
menghasilkan konversi pakan yang lebih baik hingga 30% kadar protein dari
komposisi flok yang terbentuk pada budidaya ikan lele berkisar 24-25%
3. menekan Organisme pathogen
Bakteri dari flok yang dimakan oleh ikan dan terdapat dalam saluran pencernaan dapat menekan perkembagan bakteri. Bakteri pathogen dapat ditekan karena bakteri bioflok menghasilkan biopolymer yang sebagian diantaranya adalah senyawa polihidroksi alkanoat (PHA) akan terurai oleh enzim pencernaan hingga membentuk asam alkanoat. Senyawa yang dihasilkan ini akan menekan bakteri pathogen diusus.
4. Mengendalikan senyawa-senyawa yang
beracun
Bakteri bersifat heterotroph dan hidup
dalam kondisi aerob dapat mengendalikan dan menghilangkan kadar ammonia yang
bersifat racun di media budidaya menjadi protein sel. Senyawa lainnya
dioksidasi oleh bakteri nitrifikasi menjadi nitrit oleh bakteri nitromonas. Kemudian
nitrit diubah menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Dengan demikian,
kualitas air media budidaya lebih baik dan stabil. Kualitas air yang baik akan
mengurangi tingkat stress pada ikan dan tidak menimbulkan bau
5. Menghasilkan produk ikan yang lebih higinis
Ikan hasil produk bioflok lebih aman
dikonsumsi serta dagingnya pun lebih kenyal dan tidak berbau.
Comments
Post a Comment